Kerja Keras -> Sukses

Kerja Keras -> Sukses

Selasa, 16 Mei 2017

ISO 14000 dan Perannya dalam Standarisasi Pengelolaan Pertanian yang Ramah Lingkungan


      Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan baik di tingkat nasional, regional, maupun tingkat rumah tangga. Selain itu sektor pertanian juga berperan penting dalam pembangunan ekonomi. (Lantarsih, 2016). Peran lain dari sektor pertanian adalah sebagai penyumbang bahan dasar kebutuhan nasional. Pertanian bergantung pada faktor alam dan teknis selama proses budidaya. Sehingga perlunya teknologi yang baik untuk menjaga kelestarian alam.
      Proses budidaya kaitannya sangat erat dengan kesuburan tanah dan serangan hama dan penyakit. Program revolusi hijau menjadikan petani sangat bergantung pada bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida yang digunakan dengan jumlah besar dan dalam waktu yang lama. Dosis yang digunakan pun semakin lama semakin besar, hal tersebut dapat menjadikan tanah tidak lagi sehat dan berpotensi untuk mencemari lingkungan sehingga lingkungan sudah tidak dapat menyediakan media yang baik untuk budidaya di sektor pertanian.
     Dengan kasus tersebut maka perlu adanya penanganan pertanian ramah lingkungan, sehingga penggunaan lahan dapat terus menerus dimanfaatkan. Budidaya dengan teknik pertanian ramah lingkungan akan lebih aman dan mendapatkan banyak keuntungan. Dalam ISO telah ditetapkan tentang standarirasi lingkungan yaitu ISO 14000.
     ISO 14000 adalah suatu standar Internasional yang digunakan oleh berbagai negara dalam merancang atau menerapkan sistem pengelolaan lingkungan. ISO 14000 ini dimaksudkan untuk membantu organisasi diseluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya (Kementrian Lingkungan Hidup, 2017)
      ISO 14000 yaitu dokumen ISO yang terkait dengan manajemen lingkungan. Dalam ISO 14000 yaitu tentang manajemen lingkungan dan keamanan operasional yang dapat memberikan jaminan/bukti kepada produsen dan konsumen bahwa dengan menerapkan sistem tersebut produk yang dihasilkan, limbah, produk bekas pakai, ataupun layanannya sudah melalui suatu proses yang memperhatikan kaidah-kaidah atau upaya-upaya pengelolaan lingkungan. Standar manajemen ISO 14000 diharapkan mampu meminimalisir dampak produksi terhadap lingkungan.
Dengan menerapkan ISO 14000 maka berpotensi untuk, antara lain :
  1. Meningkatkan citra organisasi
  2. Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi
  3. Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan
  4. Mengurangi resiko usaha
  5. Meningkatkan efisiensi kegiatan
  6. Meningkatkan daya saing
  7.  Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan
  8. Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan.

Sistem manajemen lingkungan antara lain:
  1. Bersifat dinamis dan selalu berkembang
  2. Melibatkan semua orang
  3. Setiap komponen saling ketergantungan
  4. Terintegrasi kedalam sistem manajemen organisasi
  5. Konsisten dalam kegiatan dan perilaku
  6. Standar operasi
  7. Mencerminkan visi jangka panjang dan kegiatan jangka pendek

(Meuthia, 2006)
    Pertanian ramah lingkungan adalah pertanian dengan mengelola sumberdaya untuk kepentingan bersama dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Dalam pertanian berwawasan lingkungan ini, selalu memperhatikan segi tanah, air, manusia, hewan ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. (Syekhfani,2013). Hal ini sejalan dengan tujuan dari manajemen lingkungan, sehingga tujuan yang dicapai dari Pertanian Ramah Lingkungan mengacu pada ISO 14000.
Pertanian ramah lingkungan mempunyai prinsip :
  1. Pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan pangan dan agribisnis (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam.
  2. Proses produksi atau kegiatan usahatani dilakukan secara akra lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negative dan eksternalitas pada masyarakat.
  3. Penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah)
  4. Produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman dikonsumsi. Keadaan dan perkembangan permintaan dan pasar merupakan acuan dalam agribisnis.


     Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan ISO 14000 dalam pengelolaan lingkungan. Standarisasi ini dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, sehingga program-program atau undang-undang yang dibuat oleh kementrian Lingkungan Hidup mengarah pada ISO 14000. Hal tersebut dikarenakan banyak elemen masyarakat yang peduli akan lingkungan. Selain masyarakat, berbagai industri di Tanah Air gencar untuk melakukan kelestarian hidup.
      Peran ISO 14000 dalam standarisasi pengelolaan pertanian ramah lingkungan sangatlah penting. Kebijakan pemerintah ataupun standarisasi pertanian ramah lingkungan berkaca dari ISO 14000, dengan melihat standar-standar yang telah dirumuskan di ISO 14000 maka rumusan standar pertanian ramah lingkungan akan mengacu pada standar ISO hal tersebut dikarenakan agar sesuai dan sejalan dengan standar yang diterapkan di Indonesia.
     Terdapat keterkaitan antara ISO 14000 dengan pengelolaan pertanian ramah lingkungan. Keduanya berbasis untuk menjaga lingkungan. Dengan hal itu maka standarisasi pengelolaan pertanian ramah lingkungan juga berbasis pada ISO 14000, seperti contohnya dalam pertanian ramah lingkungan penggunaan pestisida, pupuk kimia harus dapat dikendalikan atau bahkan ditinggalkan karena hal tersebut jika terjadi secara terus menerus maka akan merusak lingkungan. Untuk menerapkan standarisasi tersebut, maka digunakan peran ISO 14000 sebagai referensi dan materi penunjang akan hal tersebut.
    Selain dalam budidaya, pertanian ramah lingkungan juga harus diterapkan sampai pada proses panen, pasca panen, bahkan pemasaran. Standarisasi pengelolaan pertanian ramah lingkungan diharapkan mampu menjaga kondisi lingkungan sehingga sesuai dengan tujuan  ISO 14000 yaitu ekonomi dan lingkungan dengan meningkatkan kinerja lingkungan dan menghilangkan serta mencegah terjadinya hambatan dalam perdagangan.
     Jadi, antara ISO 14000 dengan standarisasi pengelolaan pertanian ramah lingkungan saling terkait. Karena tujuan pola pemikiran dari ISO 14000 dapat tercapai dengan langkah mengatur pengelolaan-pengelolaan yang berkaitan dengan lingkungan baik itu dari perusahaan, proses produksi, hingga produk sampai ke tangan konsumen.
   Peran lain dari penerapan standar ISO 14000 dalam pertanian ramah lingkungan adalah dapat mengurangi resiko usaha, meningkatkan efisiensi kegiatan, dan meningkatkan daya saing. Sehingga dengan hal tersebut pertanian akan semakin maju selain itu standarisasi pertanian ramah lingkungan diharapkan mampu menjadi motor penggerak penerapan ISO 14000. ISO 14000 memiliki peran melengkapi pelaksanaan ketentuan standarisasi pengelolaan pertanian ramah lingkungan oleh organisasi pelaksana. (Kementrian Lingkungan Hidup)  ISO 14000 mempunyai peran kontrol terhadap standarisasi pertanian organik jadi program yang dibuat harus benar-benar memahami tujuan dari ISO sehingga dapat menjadikan tujuan yang searah.
    Diharapkan langkah standarisasi pertanian ramah lingkungan mampu mengatasi masalah lingkungan sehingga meminimalis efek negatif pada bidang pertanian akibat penggunaan sarana produksi yang tidak sesuai. Untuk dapat tercapainya tujuan pertanian ramah lingkungan perlu adanya campur tangan manusia untuk melakukannya. Sehingga perlu adanya himbauan kepada para masyarakat yang belum memiliki kepedulian terhadap lingkungan untuk sadar dan menjaga alam untuk anak cucu kelak

DAFTAR PUSTAKA
Lantarsih, R. 2016. Pengembangan Mina Padi Kolam Dalam di Kabupaten Sleman. Jurnal Agraris  II               (1)
Meuthia Naim, 2006. Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001. Kementrian Lingkungan                 Hidup.
Syekhfani, 2013. Strategi Pengelolaan Pertanian Ramah Lingkungan dalam Rangka Peningkatan                       Produktivitas dan Produksi Pertanian yang Berkelanjutan. Universitas Brawijaya.
Kementrian Lingkungan Hidup, 2017. Tanya Jawab ISO 14000. (Online) www.menlh.go.id. Diakses                  pada 14 Mei 2017.

Senin, 06 Maret 2017

TEORI KONSELING



TEORI KONSELING
Teori konseling adalah suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir tentang bagaimana proses konseling berlangsung, apa ynag terjadi selama konseling, perubahan bagaimana yang dituju, mengapa perubahan itu terjadi, dan apa unsur-unsur yang memegang peranan pokok. (Winkel, 1997)
A.    Teori Psikologi Individu
Psikologi individu diciptaakan oleh Alfred Adler  oleh sebab itu teori ini sering disebut terapi Adlerian. Kerja dan riset Adler mempengaruhi banyak psikolog dan terafis besar yang kemudian mengikuti jejaknya seperti Albert Ellis, victor Frankl, Rudolf Dreikurs, Rollo Maydan wiliam Glaser.
Psikologi individu adalah teori dengan melihat pribadi secara menyeluruh dan berfokus pada keunikannya. Pandangan adler tentang manusia menawarkan sebuah fokus alternatif yang positif dan menyegarkan bagi teori psikoanalisis Freud. Inti dari  teorinya terdapat sebuah keyakinan bahwa manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengatasi kelemahan yang disadarinya, untuk kemudian mengembangkan potensinya sendiri menuju aktualisasi diri. Apalagi jika manusisa berada di dalam lingkungan positif, pertumbuhan tersebut pasti akan terjadi.
Menurut Adler hal yang menahan seseorang untuk bergerak secara cepat dan mudah menuju realisasi diri  ialah perasaan inferior. Seseorang biasanya mengalami perasaan tersebut melalui  tiga sumber yaitu: (a) ketergantungan biologis dan ketergantungan umumnya layaknya bayi;(b) gambar diri yang dianggap kecil ketika dibandingkan dengan sesuatu yang agung, mulia atau besar; dan (c) inferioritas organ tubuh ( bahasa awamnya lemah, minder, dan cacat). Namun, dorongan dalam diri sendiri umumnya memampukan subjek, mengkompensasikan perasaan-perasan ini untuk berjuang meraih superioritas  dan kesempurnaan.  
Teori adlerian juga disebut perspektif sosioteologis ketika membahas perjuangan konstan individu mencapai tujuan mereka. Adler juga menekankan pentingnya pengembangan minat sosial klien untuk kemudian mendidik kembali mereka agar mampu hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai pribadi yang sanggup memberikan sesuatu bagi masyarakat, jadi bukan hanya menerima dan menuntut.

B.     Teori Gesalt
Pandangan Gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenologi. Ia menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran. Terapi di arahkan bukan pada analisis, melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah dalam terapi hingga klien menjadi cukup kuat untuk menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri.
Perls memandang manusia dalam keterlibatannya untuk mencapai keseimbangan, bilamana kehidupannya terganggu oleh kebutuhan dunia, gangguan ini akan menimbulkan ketegangan dan diperlukan keseimbangan untuk mengurangi dan menghilangkan ketegangan tersebut. Dalam keadaan sehat seseorang akan mampu menerima dan bereaksi terhadap keadaan dunia. Tetapi jika keadaannya menjadi tidak seimbang, maka akan timbul ketakutan dan menghindar untuk mengetahui / menyadari. Jadi aktivitas yang menandai ciri-ciri seimbang dan sehat tidak ada maka perlu penyadaran ulang agar keseimbangan tercapai. Untuk itu diperlukan teknik agar seseorang membukakan diri secara langsung terhadap pengalaman yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan tindakan sekarang ini.
Pandangan teori dan terapi Gestalt terhadap manusia, sama halnya dengan pandangan eksistensialistik-humanistik, ialah positif bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah makhluk yang mampu mengurus diri sendiri. Manusia dilihat sebagai keseluruhan.
Di dalam rangka terapi Gestalt, pandangan terhadap manusia, menurut Passans (1975) adalah sebagai berikut :
a.       Manusia adalah keseluruhan dari komposisi bagian-bagian yang saling berhubungan.
b.      Manusia adalah bagian dari lingkungannya sendiri.
c.       Manusia memilih bagaimana ia memberi respons terhadap rangsangan, dalam hal ini manusia adalah aktor.
d.      Manusia memiliki kemampuan untuk menyadari sepenuhnya terhadap semua penginderaan, pikiran, emosi, dan pengamatan.
e.       Manusia mampu melakukan pilihan karena adanya kemampuan menyadari ini.
f.        Manusia tidak bisa mengalami dirinya sendiri, terhadap hal yang sudah lampau atau hal yang akan datang, ia hanya dapat mengalami dirinya sendiri sekarang.Manusia menjadi baik / buruk bukan dari dasarnya.
2. Saat Sekarang
Bagi Perls, tidak ada yang ada kecuali sekarang, karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat sekaranglah yang penting. Salah satu sumbangan utama dari terapi Gestalt adalah penekanannya pada disini dan sekarang ( Here and Now). Dalam pendekatan ini, kecemasan dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian (Now and Then). Kecemasan timbul karena individu menyimpang dari saat sekarang (now) dan disibukkan oleh pemikiran-pemikiran tentang masa datang. Kesibukan ini menimbulkan gambaran tingkat ketakutan atas berbagai hal buruk yang akan terjadi. Kesadaran bahwa kecemasan hanya merupakan suatu ketidak senangan dan bukan suatu kencana, merupakan awal dari penyadaran akan dirinya. Penyadaran adalah suatu bentuk pengalaman, penyadaran yang berlangsung terus-menerus dan tidak terputus akan mencapai pemahaman.
Ada beberapa ciri-ciri penyadaran, yakni :
a.       Penyadaran akan efektif jika didasarkan pada dan didorong untuk kebutuhan sekarang yang dominan pada seseorang.
b.      Penyadaran tidak lengkap tanpa mengetahui langsung keadaan sebenarnya
c.       Penyadaran selalu berada disini dan sekarang serta selalu berubah. Kejadian yang telah lewat sekarang muncul sebagai ingatan, yang akan datang tidak ada kecuali sekarang sebagai khayalan / harapan. Jadi penyadaran di artikan sebagai pemahaman terhadap apa yang dilakukan sekarang, pada situasi yang ada sekarang.

C.     Teori Person – Centered
Menurut Rogers, konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan bahwa konsep diri atau struktur diri dapat dipandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
Teori kepribadian Rogers yang disebut sebagai “the self theory”  yaitu:
a.       Tiap individu berada di dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah, dan dirinya menjadi pusat.
b.       Individu mereaksi terhadap lingkungannya sesuai dengan apa yang dialami dan ditanggapinya.
c.       Individu memiliki satu kecendrungan atau dorongan utama yang selalu diperjuangkannya, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan memperluas pengalamannya.
d.      Individu mereaksi terhadap gejala kehidupan dengan cara keseluruhan yang teratur.
e.       Tingkah laku atau tindakan itu pada dasarnya adalah suatu usaha mahluk hidup yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan yang dialami dan dirasakan.
f.       Emosi yang menyertai tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sesungguhnya merupakan suatu yang memperkuat usaha individu mencari sesuatu ataupun memuaskan kebutuhannya untuk memelihara dan mengembangkan dirinya.
g.      Cara yang terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang ialah dengan jalan memandang dari segi pandangan individu-individu itu sendiri.

D.    Teori Psikoanalisis
Tokoh paling terkenal dari teori psikoanalisa ini adalah Sigmund Freud. Psikoanalisa dapat dipandang sebagai teori kepribadian ataupun metode psikoterapi. Sigmund Freud lahir tanggal 6 Mei 1856 di Morovia dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Sebagian besar hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan mengembangkan tentang teori psikoanalisisnya. Pada umur paruh pertama empat puluhan ia banyak mengalami bermacam penyakit mental, seperti rasa nyeri akan datangnya maut dan phobi-phobi lain. Dengan mengeksplorasi makna mimpi-mimpinya sendiri ia mendapat pemahaman tentang dinamika perkembangan kepribadian seseorang.
Sigmund Freud dikenal juga sebagai tokoh yang kreatif dan produktif. Ia sering menghabiskan waktunya menulis karya-karyanya, bahkan saat usia senja. Uniknya, saat ia sedang mengalami problema emosional yang sangat berat adalah saat kreativitasnya muncul. Karena karya dan produktifitasnya itu, Freud dikenal bukan hanya sebagai pencetus psikoanalisis, tapi juga telah meletakkan teknik baru untuk bisa memahami perilaku manusia. Hasil usahanya itu adalah sebuah teori kepribadian dan
Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebahagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia. Lima karyanya yang sangat terkenal adalah: (1) The Interpretation of dreams (1900), (2) The Psichopathology of Everiday Life (1901), (3) General Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917), (4) New Introductory Lectures on Psichoanalysis (1933) dan (5) An Outline of Psichoanalysis (1940).
Konsep utama
Secara umum konsep utama dari teori psikoanalisa adalah :
a.       Setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam rangka  perkembangan kepribadiannya secara sehat. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan kasih sayang, rasa aman, rasa memiliki, dan perasaan sukses.
b.       Perasaan merupakan aspek yang mendasar dan penting dalam kehidupan dan perilaku anak.
c.       Masing-masing anak berkembang melalui beberapa tahapan perkembangan emosional. Pengalaman traumatik dan deprivasi dapat berpengaruh terhadap munculnya gangguan kepribadian.
d.      Kualitas hubungan emosional anak dengan keluarga dan orang lain yang signifikan dalam kehidupannya merupakan faktor yang sangat krusial.
e.       Kecemasan akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dan konflik-konflik dalam diri anak merupakan faktor penentu penting terhadap munculnya gangguan tingkah laku.

E.     Teori Behavior
Pendekatan behavior di dalam proses konseling membatasi perilaku sebagai fungsi interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Perilku yang dapat diamati merupakan suatu kepedulian dari konselor sebagai kriteria pengukuran keberhasilan konseling. Dalam konsep behavior, perilaku manusia merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasikan kondisi-kondisi belajar. Di mana proses konseling merupakan suatu proses atau pengalaman belajar untuk membentuk konseli mengubah perilakunya sehingga dapat memecahkan masalahnya. Dalam konsep behaviorisme modern, perilaku manusia dipandang dalam mekanisme dan pendekatan ilmiah yang diimplikasikan pada pendekatan secara sistematis dan terstruktur dalam proses konseling. Manusia tidak diasumsikan secara deterministik tetapi merupakan hasil dari pengkondisian sosio kultural. Trend baru dalam behaviorisme adalah diberinya peluang kebebasan dan menambah keterampilan konseli untuk memiliki lebih banyak opsi dalam melakukan respon.
Secara filosofis behaviorisme meletakkan manusia dalam kutub yang berlawanan, namun pandangan modern menjelaskan bahwa faktor lingkungan memiliki kekuatan alamiah bagi manusia dalam stimulus-respon, sesuai dengan konsep social learning theory dari Albert Bandura. Konsep ini menghilangkan pandangan manusia secara mekanistik dan deterministik bahkan dalam tulisan Thoresen dan Coates, behaviorisme modern merupakan perpaduan antara behavioral-humanistic approaches.
F.     Teori Pendekatan Eklektisme
Eklektisme (eclectism) adalah pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode, teori, atau doktrin,yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat. Eklektiksme berusaha untuk mempelajari teori-teori yang ada dan menerapkannya dalam situasi yang dipandang tepat.
Pendekatan konseling eklektik berarti konseling yang di dasarkan pada berbagai konsep dan tidak berorientasi pada satu teori secara eksklusif. Eklektisme berpandangan bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep,prosedur, teknik. Karena itu eklektisme “dengan sengaja” mempelajari berbagai teori dan menerapkan sesuai keadaan rill klien. Konseling eklektik dapat pula disebut konseling integrative.
Konseling eklektik dapat pula disebut dengan pendekatan konseling integratif. Perkembangan pendekatan ini dimulai sejak tahun 1940-an, yaitu ketika F.C.Thorne menyumbangkan pemikirannya dengan mengumpulkan & mengevaluasi semua metode konseling yang ada. Brammer & Shostrom (1982) sejak 1960 mengembangkan model konseling yang dinamakan “actualization counseling” & telah membawa konseling ke dalam kerangka kerja yang luas, yang tidak terbatas pada satu pendekatan tapi mengupayakan pendekatan yang integratif dari berbagai pendekatan, dan pada akhir 1960-an hingga 1977, R.Carkhuff juga telah mengembangkan konseling eklektik, dengan melakukan testing & riset secara komperhensif, sistematik, & integratif. ahli lain yang turut membantu perkembangan konseling eklektik di antaranya G.Egan (1975) dengan istilah Systemic helping, prochaska (1984) dengan nama Integrative eclectic.
Menurut pandangan Shertzer & Stone dalam buku Fundamentals of Counseling, konseling eklektik sebagaimana dikonsepsikan oleh Trone, mengandung:
a.       Unsur Positif diantaranya usaha menciptakan suatu sistematika dalam memberikan layanan konseling bagi klien untuk memberikan pelayanan unggul.
b.      Unsur Negatif diantaranya menjadi mahir dalam penerapan satu pendekatan konseling tertentu cukup sulit bagi seorang konselor artinya ketidakkonsistennya terjadi.
Teori kepribadian eklektik pada dasarnya menggabungkan elemen-elemen yang valid dari keseluruhan teori ke dalam satu kerangka kerja untuk menjelaskan tingkah laku manusia. Thorne (1961) mengemukakan konseling eklektik menggunakan data klien yang utama adalah data yang diperoleh dari studi secara individu terhadap klien yang meliputi keseluruhan kehidupan sehari-hari yang harus mengalami perubahan, eklektik memandang kepribadian mencakup konsep yang terintegritas, bersifat psikologis, perubahan dinamis, aspek perkembangan organisme & factor social budaya. Integritas dimaksudkan bahwa organisme berada dalam perkembangan yang terjadi secara terus-menerus dan organisme itu sendiri secara konstan mengembangkan,mengubah, dan mengalami integrasi pada tingkat berbeda. Integrasi tertinggi pada semua individu adalah aktualisasi diri atau integritas yang memuaskan (satisfactory integrity) dari keseluruhan kebutuhan hidup manusia.
Eklektik mengutamakan aspek psikologis daripada sifat kepribadian sebagai focus sentral lain dari kepribadian. Thorne memandang tingkah laku atau kepribadian berada dalam perubahan terus-menerus selalu berkembang dan berubah dalam dunia yang berubah pula (Gillialand dkk.1984)
KESIMPULAN
Teori konseling adalah pandangan-pandangan sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi klien dengan menggunakan berbagai macam teknik dan tujuan yang ingin dicapai sesuai kondisi dan kebutuhan klien. Oleh sebab itu, terdapat banyak teori konseling dengan pandangan-pandangan yang berbeda sesuai apa yang ingin dicapai.
Dengan suatu teori konseling kita mampu untuk mengenali seperti apa klien sehingga dapat mengarahkan klien untuk menemukan masalah dan pemecahannya.
Teori psikologi individu merupakan teori yang  fokus pada keunikannya. Kemudian dalam setiap manusia juga mempunyai dorongan untuk mengatasi kelemahannya, sehingga diperlukan adanya pengembangan diri untuk membentuk pribadinya.
Teori Gesalt merupakan teori yang menjelaskan bahwa manusia dalam mencapai keseimbangan. Setiap adanya masalah muncul yang  menimbulkan kegelisahan maka manusia perlu keseimbangan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan yan terjadi.
Teori person centered adalah teori yang berpusat pada konsep tentang diri dan menjadi diri. Sehingga manusia dapat menyesuaikan dirinya sesuai dengan pandangan-pandanganya. Setiap individu mempunyai pandangan yang berbeda.
Konsep psikoanalisis adalah salah stau teori yang mengembangkan bahwa kejadian-kejadian yang dialami manusia terjadi secara tak sadar. Sehingga perlu adanya konseling yang merujuk pada alam bawah sadarnya termasuk perasaan sehingga memunculkan pribadi yang percaya diri.
Teori behavior lebih menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap pribadi. Sehingga perlu adanya pendekatan-pendekatan hingga manusia dapat memecahkan masalahnya.
Teori pendekatan eklektisme merupakan pendekatan dengan cara memahami teori dan cara sehingga dapat digunakan pada waktu yang tepat.
DAFTAR REFERENSI
Anonim, Teori Konseling Elektik. (Online) http://bimbingankonsling.blogspot.co.id/2009/12/teori-konseling-eklektik.html diakses pada 21 Febuari 2017
Anonim, Manfaat Mempelajari Teori Kepribadian. (Online) https://jusmansantung13.wordpress.com/2014/12/19/manfaat-kempelajari-teori-teori-mepribadian diakses pada 21 Febuari 2017
Anonym, Artikel I (online) staff.uny.ac.id diakses pada 22 Febuari 2017.
Nanang Erna, Individual or Adlerian Physchology. (online) staff.uny.ac.id diakses pada 22 Febuari 2017.
Sigit, Sanyata. 2012.  Jurnal Paradigma, No. 14 Th. VII, Juli 2012
Sunardi, 2008. TEORI KONSELING,  PLB FIP UPI, 2008 (Online) File.upi.edu. diakses pada 22 Febuari 2017.

MEMBANGUN KOMUNIKASI DENGAN ORANG LAIN



MEMBANGUN KOMUNIKASI DENGAN ORANG LAIN
Menurut Raymond Ross, Komunikasi adalah suatu proses yang menyortir, memiliki dan mengirim symbol-simbol yang sedemikian rupa sehingga dapat membantu pendengar dalam membangkitkan daya respon atau pemaknaan dari sebuah pemikiran yang selaras dengan yang dimaksud oleh komunikator.
Dalam setiap makhluk sosial memerlukan komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Karena dengan komunikasi maka akan mencapai tujuan bersama. Komunikasi bertujuan untuk saling melengkapi satu sama lain dalam menuju tujuan bersama dapat berupa pola tingkah laku langsung maupun tidak langsung. Membangun komunikasi yang baik juga dapat membangun hubungan atau relasi yang baik, maka jangan heran ketika orang berhasil hanya dengan bermodalkan kata-kata.
Terdapat berbagai macam individu, ada yang aktif, kritis, serta pasif. Dengan tipe-tipe hal tersebut, maka terdapat berbagai macam pula cara menghadapinya. Komunikasi yang baik dapat dibentuk, setiap individu mempunyai hak untuk berbicara maka mempunyai hak juga untuk membentuk sikap komunikasinya menjadi baik.
Pembentukan komunikasi yang baik dengan orang lain dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Berikut adalah cara-cara yang saya gunakan untuk membangun komunikasi yang baik dengan orang lain :
1.       Berperan aktif dalam kelembagaan
Dengan berperan aktif di kelembagaan maka akan dipertemukan oleh banyak individu dengan sikap yang berbeda-beda. Dalam kelembagaan memaksa kita untuk menyuarakan ide atau gagasan yang kita punyai. Sehingga memaksa kita untuk berbicara. Selain itu, dalam organisasi terdapat banyak kepala maka terdapat banyak ide dan gagasan pula. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka akan terbentuk sikap setuju, kurang setuju, menolak, memberi sanggahan, atau menghormati ide atau gagasan orang lain. Menyampaikan nya pun perlu suatu pemilihan kata agar pihak lawan komunikasi kita tidak tersinggung dan dapat menerima pesan kita. Organisasi adalah tempat mengolah skiil salah satunya komunikasi, tempat belajar sebelum nantinya akan terjun ke dunia kerja dengan banyak hal yang lebih menantang sehingga diperlukan komunikasi yang baik.
2.      Memahami sifat orang lain atau lawan bicara
Agar terjadi komunikasi yang  baik dengan lawan bicara atau komunikan maka taka da salahnya jika kita memahami sifat dari lawan bicara. Dengan memahami lawan bicara maka akan terbentuk suatu suasana nyaman yang dapat berdampak pada lancarnya komunikasi, selain itu lawan bicara juga akan merasa tidak terancam sehingga dapat mengeluarkan pendapatnya dengan tidak merasa takut.
3.      Menjadi pendengar yang baik
Untuk membangun komunikasi yang baik dengan orang lain, ketika kita ingin dihargai maka sebaiknya kita juga harus menghargai orang lain. Saat kita ingin di dengarkan maka kita juga harus mendengarkan orang lain. Ketika lawan bicara telah nyaman dengan kita maka komunikasi yang baik lambat laun akan tercipta dengan sendirinya.

Hal-hal diatas dapat digunakan dalam membangun komunikasi dengan orang lain. Masih banyak cara yang dapat digunakan, biasanya individu akan memilih mana yang membuat mereka mudah melaksanakannya sehingga lama-lama komunikasi tersebut akan terbentuk dengan sendirinya.