TEORI KONSELING
Teori
konseling adalah suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir tentang
bagaimana proses konseling berlangsung, apa ynag terjadi selama konseling,
perubahan bagaimana yang dituju, mengapa perubahan itu terjadi, dan apa
unsur-unsur yang memegang peranan pokok. (Winkel, 1997)
A.
Teori Psikologi Individu
Psikologi individu diciptaakan oleh Alfred
Adler oleh sebab itu teori ini sering
disebut terapi Adlerian. Kerja dan riset Adler mempengaruhi banyak psikolog dan
terafis besar yang kemudian mengikuti jejaknya seperti Albert Ellis, victor
Frankl, Rudolf Dreikurs, Rollo Maydan wiliam Glaser.
Psikologi individu adalah teori dengan melihat
pribadi secara menyeluruh dan berfokus pada keunikannya. Pandangan adler
tentang manusia menawarkan sebuah fokus alternatif yang positif dan menyegarkan
bagi teori psikoanalisis Freud. Inti dari
teorinya terdapat sebuah keyakinan bahwa manusia memiliki dorongan
bawaan untuk mengatasi kelemahan yang disadarinya, untuk kemudian mengembangkan
potensinya sendiri menuju aktualisasi diri. Apalagi jika manusisa berada di
dalam lingkungan positif, pertumbuhan tersebut pasti akan terjadi.
Menurut Adler hal yang menahan seseorang untuk
bergerak secara cepat dan mudah menuju realisasi diri ialah perasaan inferior. Seseorang biasanya mengalami
perasaan tersebut melalui tiga sumber
yaitu: (a) ketergantungan biologis dan ketergantungan umumnya layaknya bayi;(b)
gambar diri yang dianggap kecil ketika dibandingkan dengan sesuatu yang agung,
mulia atau besar; dan (c) inferioritas organ tubuh ( bahasa awamnya lemah,
minder, dan cacat). Namun, dorongan dalam diri sendiri umumnya memampukan
subjek, mengkompensasikan perasaan-perasan ini untuk berjuang meraih
superioritas dan kesempurnaan.
Teori adlerian juga disebut perspektif
sosioteologis ketika membahas perjuangan konstan individu mencapai tujuan
mereka. Adler juga menekankan pentingnya pengembangan minat sosial klien untuk
kemudian mendidik kembali mereka agar mampu hidup di tengah-tengah masyarakat
sebagai pribadi yang sanggup memberikan sesuatu bagi masyarakat, jadi bukan hanya
menerima dan menuntut.
B.
Teori
Gesalt
Pandangan Gestalt tentang manusia berakar pada
filsafat eksistensial dan fenomenologi. Ia menekankan konsep-konsep seperti
perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan
mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran. Terapi di arahkan bukan pada
analisis, melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah dalam
terapi hingga klien menjadi cukup kuat untuk menunjang pertumbuhan pribadinya
sendiri.
Perls memandang manusia dalam keterlibatannya
untuk mencapai keseimbangan, bilamana kehidupannya terganggu oleh kebutuhan
dunia, gangguan ini akan menimbulkan ketegangan dan diperlukan keseimbangan
untuk mengurangi dan menghilangkan ketegangan tersebut. Dalam keadaan sehat
seseorang akan mampu menerima dan bereaksi terhadap keadaan dunia. Tetapi jika
keadaannya menjadi tidak seimbang, maka akan timbul ketakutan dan menghindar
untuk mengetahui / menyadari. Jadi aktivitas yang menandai ciri-ciri seimbang
dan sehat tidak ada maka perlu penyadaran ulang agar keseimbangan tercapai.
Untuk itu diperlukan teknik agar seseorang membukakan diri secara langsung
terhadap pengalaman yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan tindakan
sekarang ini.
Pandangan teori dan terapi Gestalt terhadap
manusia, sama halnya dengan pandangan eksistensialistik-humanistik, ialah
positif bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia
adalah makhluk yang mampu mengurus diri sendiri. Manusia dilihat sebagai
keseluruhan.
Di dalam rangka terapi Gestalt, pandangan
terhadap manusia, menurut Passans (1975) adalah sebagai berikut :
a.
Manusia adalah keseluruhan dari komposisi
bagian-bagian yang saling berhubungan.
b.
Manusia adalah bagian dari lingkungannya
sendiri.
c.
Manusia memilih bagaimana ia memberi respons
terhadap rangsangan, dalam hal ini manusia adalah aktor.
d.
Manusia memiliki kemampuan untuk menyadari
sepenuhnya terhadap semua penginderaan, pikiran, emosi, dan pengamatan.
e.
Manusia mampu melakukan pilihan karena adanya
kemampuan menyadari ini.
f.
Manusia tidak bisa mengalami dirinya sendiri,
terhadap hal yang sudah lampau atau hal yang akan datang, ia hanya dapat
mengalami dirinya sendiri sekarang.Manusia menjadi baik / buruk bukan dari
dasarnya.
2. Saat Sekarang
Bagi Perls, tidak ada yang ada kecuali
sekarang, karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat
sekaranglah yang penting. Salah satu sumbangan utama dari terapi Gestalt adalah
penekanannya pada disini dan sekarang ( Here and Now). Dalam pendekatan ini,
kecemasan dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian (Now
and Then). Kecemasan timbul karena individu menyimpang dari saat sekarang (now)
dan disibukkan oleh pemikiran-pemikiran tentang masa datang. Kesibukan ini
menimbulkan gambaran tingkat ketakutan atas berbagai hal buruk yang akan
terjadi. Kesadaran bahwa kecemasan hanya merupakan suatu ketidak senangan dan
bukan suatu kencana, merupakan awal dari penyadaran akan dirinya. Penyadaran
adalah suatu bentuk pengalaman, penyadaran yang berlangsung terus-menerus dan
tidak terputus akan mencapai pemahaman.
Ada beberapa ciri-ciri penyadaran, yakni :
a.
Penyadaran akan efektif jika didasarkan pada
dan didorong untuk kebutuhan sekarang yang dominan pada seseorang.
b.
Penyadaran tidak lengkap tanpa mengetahui
langsung keadaan sebenarnya
c.
Penyadaran selalu berada disini dan sekarang
serta selalu berubah. Kejadian yang telah lewat sekarang muncul sebagai
ingatan, yang akan datang tidak ada kecuali sekarang sebagai khayalan / harapan.
Jadi penyadaran di artikan sebagai pemahaman terhadap apa yang dilakukan
sekarang, pada situasi yang ada sekarang.
C. Teori
Person – Centered
Menurut Rogers,
konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan
konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan bahwa konsep diri atau
struktur diri dapat dipandang sebagai konfigurasi konsepsi yang
terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
Teori kepribadian Rogers yang disebut sebagai
“the self theory” yaitu:
a. Tiap individu berada
di dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah, dan dirinya menjadi
pusat.
b. Individu mereaksi
terhadap lingkungannya sesuai dengan apa yang dialami dan ditanggapinya.
c. Individu memiliki satu
kecendrungan atau dorongan utama yang selalu diperjuangkannya, yaitu
mengaktualisasikan, mempertahankan, dan memperluas pengalamannya.
d. Individu mereaksi
terhadap gejala kehidupan dengan cara keseluruhan yang teratur.
e. Tingkah laku atau
tindakan itu pada dasarnya adalah suatu usaha mahluk hidup yang bertujuan untuk
memuaskan kebutuhan yang dialami dan dirasakan.
f. Emosi yang menyertai
tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sesungguhnya merupakan suatu
yang memperkuat usaha individu mencari sesuatu ataupun memuaskan kebutuhannya
untuk memelihara dan mengembangkan dirinya.
g. Cara yang terbaik
untuk memahami tingkah laku seseorang ialah dengan jalan memandang dari segi
pandangan individu-individu itu sendiri.
D. Teori
Psikoanalisis
Tokoh paling terkenal dari teori
psikoanalisa ini adalah Sigmund Freud. Psikoanalisa dapat dipandang sebagai
teori kepribadian ataupun metode psikoterapi. Sigmund Freud lahir tanggal 6 Mei
1856 di Morovia dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
Sebagian besar hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan mengembangkan
tentang teori psikoanalisisnya. Pada umur paruh pertama empat puluhan ia banyak
mengalami bermacam penyakit mental, seperti rasa nyeri akan datangnya maut dan
phobi-phobi lain. Dengan mengeksplorasi makna mimpi-mimpinya sendiri ia
mendapat pemahaman tentang dinamika perkembangan kepribadian seseorang.
Sigmund Freud dikenal juga
sebagai tokoh yang kreatif dan produktif. Ia sering menghabiskan waktunya
menulis karya-karyanya, bahkan saat usia senja. Uniknya, saat ia sedang
mengalami problema emosional yang sangat berat adalah saat kreativitasnya
muncul. Karena karya dan produktifitasnya itu, Freud dikenal bukan hanya
sebagai pencetus psikoanalisis, tapi juga telah meletakkan teknik baru untuk
bisa memahami perilaku manusia. Hasil usahanya itu adalah sebuah teori
kepribadian dan
Psikoanalisa dianggap sebagai
salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu
metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah
konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa
tingkah laku manusia sebahagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar,
sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran
manusia. Lima karyanya yang sangat terkenal adalah: (1) The Interpretation of
dreams (1900), (2) The Psichopathology of Everiday Life (1901), (3) General
Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917), (4) New Introductory Lectures
on Psichoanalysis (1933) dan (5) An Outline of Psichoanalysis (1940).
Konsep utama
Secara umum konsep utama dari
teori psikoanalisa adalah :
a.
Setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi dalam rangka perkembangan
kepribadiannya secara sehat. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan kasih sayang,
rasa aman, rasa memiliki, dan perasaan sukses.
b.
Perasaan
merupakan aspek yang mendasar dan penting dalam kehidupan dan perilaku anak.
c.
Masing-masing anak berkembang melalui beberapa
tahapan perkembangan emosional. Pengalaman traumatik dan deprivasi dapat
berpengaruh terhadap munculnya gangguan kepribadian.
d.
Kualitas hubungan emosional anak dengan keluarga dan
orang lain yang signifikan dalam kehidupannya merupakan faktor yang sangat
krusial.
e.
Kecemasan akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dan
konflik-konflik dalam diri anak merupakan faktor penentu penting terhadap
munculnya gangguan tingkah laku.
E.
Teori
Behavior
Pendekatan behavior di dalam
proses konseling membatasi perilaku sebagai fungsi interaksi antara pembawaan
dengan lingkungan. Perilku yang dapat diamati merupakan suatu kepedulian dari
konselor sebagai kriteria pengukuran keberhasilan konseling. Dalam konsep
behavior, perilaku manusia merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi
dan mengkreasikan kondisi-kondisi belajar. Di mana proses konseling merupakan
suatu proses atau pengalaman belajar untuk membentuk konseli mengubah
perilakunya sehingga dapat memecahkan masalahnya. Dalam konsep behaviorisme
modern, perilaku manusia dipandang dalam mekanisme dan pendekatan ilmiah yang
diimplikasikan pada pendekatan secara sistematis dan terstruktur dalam proses
konseling. Manusia tidak diasumsikan secara deterministik tetapi merupakan
hasil dari pengkondisian sosio kultural. Trend baru dalam behaviorisme adalah
diberinya peluang kebebasan dan menambah keterampilan konseli untuk memiliki
lebih banyak opsi dalam melakukan respon.
Secara filosofis behaviorisme
meletakkan manusia dalam kutub yang berlawanan, namun pandangan modern menjelaskan
bahwa faktor lingkungan memiliki kekuatan alamiah bagi manusia dalam
stimulus-respon, sesuai dengan konsep social learning theory dari Albert
Bandura. Konsep ini menghilangkan pandangan manusia secara mekanistik dan
deterministik bahkan dalam tulisan Thoresen dan Coates, behaviorisme modern
merupakan perpaduan antara behavioral-humanistic approaches.
F.
Teori
Pendekatan Eklektisme
Eklektisme
(eclectism) adalah pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode,
teori, atau doktrin,yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya
dalam situasi yang tepat. Eklektiksme berusaha untuk mempelajari teori-teori
yang ada dan menerapkannya dalam situasi yang dipandang tepat.
Pendekatan
konseling eklektik berarti konseling yang di dasarkan pada berbagai konsep dan
tidak berorientasi pada satu teori secara eksklusif. Eklektisme berpandangan
bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep,prosedur, teknik. Karena itu
eklektisme “dengan sengaja” mempelajari berbagai teori dan menerapkan sesuai
keadaan rill klien. Konseling eklektik dapat pula disebut konseling
integrative.
Konseling
eklektik dapat pula disebut dengan pendekatan konseling integratif.
Perkembangan pendekatan ini dimulai sejak tahun 1940-an, yaitu ketika
F.C.Thorne menyumbangkan pemikirannya dengan mengumpulkan & mengevaluasi
semua metode konseling yang ada. Brammer & Shostrom (1982) sejak 1960
mengembangkan model konseling yang dinamakan “actualization counseling” &
telah membawa konseling ke dalam kerangka kerja yang luas, yang tidak terbatas
pada satu pendekatan tapi mengupayakan pendekatan yang integratif dari berbagai
pendekatan, dan pada akhir 1960-an hingga 1977, R.Carkhuff juga telah
mengembangkan konseling eklektik, dengan melakukan testing & riset secara
komperhensif, sistematik, & integratif. ahli lain yang turut membantu
perkembangan konseling eklektik di antaranya G.Egan (1975) dengan istilah
Systemic helping, prochaska (1984) dengan nama Integrative eclectic.
Menurut
pandangan Shertzer & Stone dalam buku Fundamentals of Counseling, konseling
eklektik sebagaimana dikonsepsikan oleh Trone, mengandung:
a. Unsur
Positif diantaranya usaha menciptakan suatu sistematika dalam memberikan
layanan konseling bagi klien untuk memberikan pelayanan unggul.
b. Unsur
Negatif diantaranya menjadi mahir dalam penerapan satu pendekatan konseling
tertentu cukup sulit bagi seorang konselor artinya ketidakkonsistennya terjadi.
Teori kepribadian
eklektik pada dasarnya menggabungkan elemen-elemen yang valid dari keseluruhan
teori ke dalam satu kerangka kerja untuk menjelaskan tingkah laku manusia.
Thorne (1961) mengemukakan konseling eklektik menggunakan data klien yang utama
adalah data yang diperoleh dari studi secara individu terhadap klien yang
meliputi keseluruhan kehidupan sehari-hari yang harus mengalami perubahan,
eklektik memandang kepribadian mencakup konsep yang terintegritas, bersifat
psikologis, perubahan dinamis, aspek perkembangan organisme & factor social
budaya. Integritas dimaksudkan bahwa organisme berada dalam perkembangan yang
terjadi secara terus-menerus dan organisme itu sendiri secara konstan
mengembangkan,mengubah, dan mengalami integrasi pada tingkat berbeda. Integrasi
tertinggi pada semua individu adalah aktualisasi diri atau integritas yang
memuaskan (satisfactory integrity) dari keseluruhan kebutuhan hidup manusia.
Eklektik
mengutamakan aspek psikologis daripada sifat kepribadian sebagai focus sentral
lain dari kepribadian. Thorne memandang tingkah laku atau kepribadian berada
dalam perubahan terus-menerus selalu berkembang dan berubah dalam dunia yang
berubah pula (Gillialand dkk.1984)
KESIMPULAN
Teori konseling
adalah pandangan-pandangan sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi klien dengan menggunakan berbagai macam teknik dan tujuan yang ingin
dicapai sesuai kondisi dan kebutuhan klien. Oleh sebab itu, terdapat banyak
teori konseling dengan pandangan-pandangan yang berbeda sesuai apa yang ingin
dicapai.
Dengan suatu
teori konseling kita mampu untuk mengenali seperti apa klien sehingga dapat
mengarahkan klien untuk menemukan masalah dan pemecahannya.
Teori psikologi individu merupakan teori yang fokus pada keunikannya. Kemudian dalam setiap
manusia juga mempunyai dorongan untuk mengatasi kelemahannya, sehingga
diperlukan adanya pengembangan diri untuk membentuk pribadinya.
Teori Gesalt merupakan teori yang menjelaskan bahwa
manusia dalam mencapai keseimbangan. Setiap adanya masalah muncul yang menimbulkan kegelisahan maka manusia perlu
keseimbangan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan yan terjadi.
Teori person centered adalah teori yang berpusat
pada konsep tentang diri dan menjadi diri. Sehingga manusia dapat menyesuaikan
dirinya sesuai dengan pandangan-pandanganya. Setiap individu mempunyai
pandangan yang berbeda.
Konsep
psikoanalisis adalah salah stau teori yang mengembangkan bahwa
kejadian-kejadian yang dialami manusia terjadi secara tak sadar. Sehingga perlu
adanya konseling yang merujuk pada alam bawah sadarnya termasuk perasaan
sehingga memunculkan pribadi yang percaya diri.
Teori behavior
lebih menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap pribadi. Sehingga perlu
adanya pendekatan-pendekatan hingga manusia dapat memecahkan masalahnya.
Teori pendekatan
eklektisme merupakan pendekatan dengan cara memahami teori dan cara sehingga
dapat digunakan pada waktu yang tepat.
DAFTAR REFERENSI
Anonim, Teori Konseling Elektik. (Online) http://bimbingankonsling.blogspot.co.id/2009/12/teori-konseling-eklektik.html diakses pada 21 Febuari 2017
Anonim, Manfaat Mempelajari Teori Kepribadian.
(Online) https://jusmansantung13.wordpress.com/2014/12/19/manfaat-kempelajari-teori-teori-mepribadian diakses pada 21 Febuari 2017
Anonym, Artikel
I (online) staff.uny.ac.id diakses
pada 22 Febuari 2017.
Nanang Erna, Individual or Adlerian Physchology.
(online) staff.uny.ac.id diakses pada 22 Febuari 2017.
Sigit,
Sanyata. 2012. Jurnal Paradigma,
No. 14 Th. VII, Juli 2012
Sunardi, 2008. TEORI KONSELING,
PLB FIP UPI, 2008 (Online) File.upi.edu. diakses pada 22 Febuari 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar