Kerja Keras -> Sukses

Kerja Keras -> Sukses

Senin, 06 Maret 2017

TEORI KONSELING



TEORI KONSELING
Teori konseling adalah suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir tentang bagaimana proses konseling berlangsung, apa ynag terjadi selama konseling, perubahan bagaimana yang dituju, mengapa perubahan itu terjadi, dan apa unsur-unsur yang memegang peranan pokok. (Winkel, 1997)
A.    Teori Psikologi Individu
Psikologi individu diciptaakan oleh Alfred Adler  oleh sebab itu teori ini sering disebut terapi Adlerian. Kerja dan riset Adler mempengaruhi banyak psikolog dan terafis besar yang kemudian mengikuti jejaknya seperti Albert Ellis, victor Frankl, Rudolf Dreikurs, Rollo Maydan wiliam Glaser.
Psikologi individu adalah teori dengan melihat pribadi secara menyeluruh dan berfokus pada keunikannya. Pandangan adler tentang manusia menawarkan sebuah fokus alternatif yang positif dan menyegarkan bagi teori psikoanalisis Freud. Inti dari  teorinya terdapat sebuah keyakinan bahwa manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengatasi kelemahan yang disadarinya, untuk kemudian mengembangkan potensinya sendiri menuju aktualisasi diri. Apalagi jika manusisa berada di dalam lingkungan positif, pertumbuhan tersebut pasti akan terjadi.
Menurut Adler hal yang menahan seseorang untuk bergerak secara cepat dan mudah menuju realisasi diri  ialah perasaan inferior. Seseorang biasanya mengalami perasaan tersebut melalui  tiga sumber yaitu: (a) ketergantungan biologis dan ketergantungan umumnya layaknya bayi;(b) gambar diri yang dianggap kecil ketika dibandingkan dengan sesuatu yang agung, mulia atau besar; dan (c) inferioritas organ tubuh ( bahasa awamnya lemah, minder, dan cacat). Namun, dorongan dalam diri sendiri umumnya memampukan subjek, mengkompensasikan perasaan-perasan ini untuk berjuang meraih superioritas  dan kesempurnaan.  
Teori adlerian juga disebut perspektif sosioteologis ketika membahas perjuangan konstan individu mencapai tujuan mereka. Adler juga menekankan pentingnya pengembangan minat sosial klien untuk kemudian mendidik kembali mereka agar mampu hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai pribadi yang sanggup memberikan sesuatu bagi masyarakat, jadi bukan hanya menerima dan menuntut.

B.     Teori Gesalt
Pandangan Gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenologi. Ia menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran. Terapi di arahkan bukan pada analisis, melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah dalam terapi hingga klien menjadi cukup kuat untuk menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri.
Perls memandang manusia dalam keterlibatannya untuk mencapai keseimbangan, bilamana kehidupannya terganggu oleh kebutuhan dunia, gangguan ini akan menimbulkan ketegangan dan diperlukan keseimbangan untuk mengurangi dan menghilangkan ketegangan tersebut. Dalam keadaan sehat seseorang akan mampu menerima dan bereaksi terhadap keadaan dunia. Tetapi jika keadaannya menjadi tidak seimbang, maka akan timbul ketakutan dan menghindar untuk mengetahui / menyadari. Jadi aktivitas yang menandai ciri-ciri seimbang dan sehat tidak ada maka perlu penyadaran ulang agar keseimbangan tercapai. Untuk itu diperlukan teknik agar seseorang membukakan diri secara langsung terhadap pengalaman yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan tindakan sekarang ini.
Pandangan teori dan terapi Gestalt terhadap manusia, sama halnya dengan pandangan eksistensialistik-humanistik, ialah positif bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah makhluk yang mampu mengurus diri sendiri. Manusia dilihat sebagai keseluruhan.
Di dalam rangka terapi Gestalt, pandangan terhadap manusia, menurut Passans (1975) adalah sebagai berikut :
a.       Manusia adalah keseluruhan dari komposisi bagian-bagian yang saling berhubungan.
b.      Manusia adalah bagian dari lingkungannya sendiri.
c.       Manusia memilih bagaimana ia memberi respons terhadap rangsangan, dalam hal ini manusia adalah aktor.
d.      Manusia memiliki kemampuan untuk menyadari sepenuhnya terhadap semua penginderaan, pikiran, emosi, dan pengamatan.
e.       Manusia mampu melakukan pilihan karena adanya kemampuan menyadari ini.
f.        Manusia tidak bisa mengalami dirinya sendiri, terhadap hal yang sudah lampau atau hal yang akan datang, ia hanya dapat mengalami dirinya sendiri sekarang.Manusia menjadi baik / buruk bukan dari dasarnya.
2. Saat Sekarang
Bagi Perls, tidak ada yang ada kecuali sekarang, karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat sekaranglah yang penting. Salah satu sumbangan utama dari terapi Gestalt adalah penekanannya pada disini dan sekarang ( Here and Now). Dalam pendekatan ini, kecemasan dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian (Now and Then). Kecemasan timbul karena individu menyimpang dari saat sekarang (now) dan disibukkan oleh pemikiran-pemikiran tentang masa datang. Kesibukan ini menimbulkan gambaran tingkat ketakutan atas berbagai hal buruk yang akan terjadi. Kesadaran bahwa kecemasan hanya merupakan suatu ketidak senangan dan bukan suatu kencana, merupakan awal dari penyadaran akan dirinya. Penyadaran adalah suatu bentuk pengalaman, penyadaran yang berlangsung terus-menerus dan tidak terputus akan mencapai pemahaman.
Ada beberapa ciri-ciri penyadaran, yakni :
a.       Penyadaran akan efektif jika didasarkan pada dan didorong untuk kebutuhan sekarang yang dominan pada seseorang.
b.      Penyadaran tidak lengkap tanpa mengetahui langsung keadaan sebenarnya
c.       Penyadaran selalu berada disini dan sekarang serta selalu berubah. Kejadian yang telah lewat sekarang muncul sebagai ingatan, yang akan datang tidak ada kecuali sekarang sebagai khayalan / harapan. Jadi penyadaran di artikan sebagai pemahaman terhadap apa yang dilakukan sekarang, pada situasi yang ada sekarang.

C.     Teori Person – Centered
Menurut Rogers, konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan bahwa konsep diri atau struktur diri dapat dipandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
Teori kepribadian Rogers yang disebut sebagai “the self theory”  yaitu:
a.       Tiap individu berada di dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah, dan dirinya menjadi pusat.
b.       Individu mereaksi terhadap lingkungannya sesuai dengan apa yang dialami dan ditanggapinya.
c.       Individu memiliki satu kecendrungan atau dorongan utama yang selalu diperjuangkannya, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan memperluas pengalamannya.
d.      Individu mereaksi terhadap gejala kehidupan dengan cara keseluruhan yang teratur.
e.       Tingkah laku atau tindakan itu pada dasarnya adalah suatu usaha mahluk hidup yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan yang dialami dan dirasakan.
f.       Emosi yang menyertai tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sesungguhnya merupakan suatu yang memperkuat usaha individu mencari sesuatu ataupun memuaskan kebutuhannya untuk memelihara dan mengembangkan dirinya.
g.      Cara yang terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang ialah dengan jalan memandang dari segi pandangan individu-individu itu sendiri.

D.    Teori Psikoanalisis
Tokoh paling terkenal dari teori psikoanalisa ini adalah Sigmund Freud. Psikoanalisa dapat dipandang sebagai teori kepribadian ataupun metode psikoterapi. Sigmund Freud lahir tanggal 6 Mei 1856 di Morovia dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Sebagian besar hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan mengembangkan tentang teori psikoanalisisnya. Pada umur paruh pertama empat puluhan ia banyak mengalami bermacam penyakit mental, seperti rasa nyeri akan datangnya maut dan phobi-phobi lain. Dengan mengeksplorasi makna mimpi-mimpinya sendiri ia mendapat pemahaman tentang dinamika perkembangan kepribadian seseorang.
Sigmund Freud dikenal juga sebagai tokoh yang kreatif dan produktif. Ia sering menghabiskan waktunya menulis karya-karyanya, bahkan saat usia senja. Uniknya, saat ia sedang mengalami problema emosional yang sangat berat adalah saat kreativitasnya muncul. Karena karya dan produktifitasnya itu, Freud dikenal bukan hanya sebagai pencetus psikoanalisis, tapi juga telah meletakkan teknik baru untuk bisa memahami perilaku manusia. Hasil usahanya itu adalah sebuah teori kepribadian dan
Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebahagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia. Lima karyanya yang sangat terkenal adalah: (1) The Interpretation of dreams (1900), (2) The Psichopathology of Everiday Life (1901), (3) General Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917), (4) New Introductory Lectures on Psichoanalysis (1933) dan (5) An Outline of Psichoanalysis (1940).
Konsep utama
Secara umum konsep utama dari teori psikoanalisa adalah :
a.       Setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam rangka  perkembangan kepribadiannya secara sehat. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan kasih sayang, rasa aman, rasa memiliki, dan perasaan sukses.
b.       Perasaan merupakan aspek yang mendasar dan penting dalam kehidupan dan perilaku anak.
c.       Masing-masing anak berkembang melalui beberapa tahapan perkembangan emosional. Pengalaman traumatik dan deprivasi dapat berpengaruh terhadap munculnya gangguan kepribadian.
d.      Kualitas hubungan emosional anak dengan keluarga dan orang lain yang signifikan dalam kehidupannya merupakan faktor yang sangat krusial.
e.       Kecemasan akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dan konflik-konflik dalam diri anak merupakan faktor penentu penting terhadap munculnya gangguan tingkah laku.

E.     Teori Behavior
Pendekatan behavior di dalam proses konseling membatasi perilaku sebagai fungsi interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Perilku yang dapat diamati merupakan suatu kepedulian dari konselor sebagai kriteria pengukuran keberhasilan konseling. Dalam konsep behavior, perilaku manusia merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasikan kondisi-kondisi belajar. Di mana proses konseling merupakan suatu proses atau pengalaman belajar untuk membentuk konseli mengubah perilakunya sehingga dapat memecahkan masalahnya. Dalam konsep behaviorisme modern, perilaku manusia dipandang dalam mekanisme dan pendekatan ilmiah yang diimplikasikan pada pendekatan secara sistematis dan terstruktur dalam proses konseling. Manusia tidak diasumsikan secara deterministik tetapi merupakan hasil dari pengkondisian sosio kultural. Trend baru dalam behaviorisme adalah diberinya peluang kebebasan dan menambah keterampilan konseli untuk memiliki lebih banyak opsi dalam melakukan respon.
Secara filosofis behaviorisme meletakkan manusia dalam kutub yang berlawanan, namun pandangan modern menjelaskan bahwa faktor lingkungan memiliki kekuatan alamiah bagi manusia dalam stimulus-respon, sesuai dengan konsep social learning theory dari Albert Bandura. Konsep ini menghilangkan pandangan manusia secara mekanistik dan deterministik bahkan dalam tulisan Thoresen dan Coates, behaviorisme modern merupakan perpaduan antara behavioral-humanistic approaches.
F.     Teori Pendekatan Eklektisme
Eklektisme (eclectism) adalah pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode, teori, atau doktrin,yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat. Eklektiksme berusaha untuk mempelajari teori-teori yang ada dan menerapkannya dalam situasi yang dipandang tepat.
Pendekatan konseling eklektik berarti konseling yang di dasarkan pada berbagai konsep dan tidak berorientasi pada satu teori secara eksklusif. Eklektisme berpandangan bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep,prosedur, teknik. Karena itu eklektisme “dengan sengaja” mempelajari berbagai teori dan menerapkan sesuai keadaan rill klien. Konseling eklektik dapat pula disebut konseling integrative.
Konseling eklektik dapat pula disebut dengan pendekatan konseling integratif. Perkembangan pendekatan ini dimulai sejak tahun 1940-an, yaitu ketika F.C.Thorne menyumbangkan pemikirannya dengan mengumpulkan & mengevaluasi semua metode konseling yang ada. Brammer & Shostrom (1982) sejak 1960 mengembangkan model konseling yang dinamakan “actualization counseling” & telah membawa konseling ke dalam kerangka kerja yang luas, yang tidak terbatas pada satu pendekatan tapi mengupayakan pendekatan yang integratif dari berbagai pendekatan, dan pada akhir 1960-an hingga 1977, R.Carkhuff juga telah mengembangkan konseling eklektik, dengan melakukan testing & riset secara komperhensif, sistematik, & integratif. ahli lain yang turut membantu perkembangan konseling eklektik di antaranya G.Egan (1975) dengan istilah Systemic helping, prochaska (1984) dengan nama Integrative eclectic.
Menurut pandangan Shertzer & Stone dalam buku Fundamentals of Counseling, konseling eklektik sebagaimana dikonsepsikan oleh Trone, mengandung:
a.       Unsur Positif diantaranya usaha menciptakan suatu sistematika dalam memberikan layanan konseling bagi klien untuk memberikan pelayanan unggul.
b.      Unsur Negatif diantaranya menjadi mahir dalam penerapan satu pendekatan konseling tertentu cukup sulit bagi seorang konselor artinya ketidakkonsistennya terjadi.
Teori kepribadian eklektik pada dasarnya menggabungkan elemen-elemen yang valid dari keseluruhan teori ke dalam satu kerangka kerja untuk menjelaskan tingkah laku manusia. Thorne (1961) mengemukakan konseling eklektik menggunakan data klien yang utama adalah data yang diperoleh dari studi secara individu terhadap klien yang meliputi keseluruhan kehidupan sehari-hari yang harus mengalami perubahan, eklektik memandang kepribadian mencakup konsep yang terintegritas, bersifat psikologis, perubahan dinamis, aspek perkembangan organisme & factor social budaya. Integritas dimaksudkan bahwa organisme berada dalam perkembangan yang terjadi secara terus-menerus dan organisme itu sendiri secara konstan mengembangkan,mengubah, dan mengalami integrasi pada tingkat berbeda. Integrasi tertinggi pada semua individu adalah aktualisasi diri atau integritas yang memuaskan (satisfactory integrity) dari keseluruhan kebutuhan hidup manusia.
Eklektik mengutamakan aspek psikologis daripada sifat kepribadian sebagai focus sentral lain dari kepribadian. Thorne memandang tingkah laku atau kepribadian berada dalam perubahan terus-menerus selalu berkembang dan berubah dalam dunia yang berubah pula (Gillialand dkk.1984)
KESIMPULAN
Teori konseling adalah pandangan-pandangan sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi klien dengan menggunakan berbagai macam teknik dan tujuan yang ingin dicapai sesuai kondisi dan kebutuhan klien. Oleh sebab itu, terdapat banyak teori konseling dengan pandangan-pandangan yang berbeda sesuai apa yang ingin dicapai.
Dengan suatu teori konseling kita mampu untuk mengenali seperti apa klien sehingga dapat mengarahkan klien untuk menemukan masalah dan pemecahannya.
Teori psikologi individu merupakan teori yang  fokus pada keunikannya. Kemudian dalam setiap manusia juga mempunyai dorongan untuk mengatasi kelemahannya, sehingga diperlukan adanya pengembangan diri untuk membentuk pribadinya.
Teori Gesalt merupakan teori yang menjelaskan bahwa manusia dalam mencapai keseimbangan. Setiap adanya masalah muncul yang  menimbulkan kegelisahan maka manusia perlu keseimbangan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan yan terjadi.
Teori person centered adalah teori yang berpusat pada konsep tentang diri dan menjadi diri. Sehingga manusia dapat menyesuaikan dirinya sesuai dengan pandangan-pandanganya. Setiap individu mempunyai pandangan yang berbeda.
Konsep psikoanalisis adalah salah stau teori yang mengembangkan bahwa kejadian-kejadian yang dialami manusia terjadi secara tak sadar. Sehingga perlu adanya konseling yang merujuk pada alam bawah sadarnya termasuk perasaan sehingga memunculkan pribadi yang percaya diri.
Teori behavior lebih menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap pribadi. Sehingga perlu adanya pendekatan-pendekatan hingga manusia dapat memecahkan masalahnya.
Teori pendekatan eklektisme merupakan pendekatan dengan cara memahami teori dan cara sehingga dapat digunakan pada waktu yang tepat.
DAFTAR REFERENSI
Anonim, Teori Konseling Elektik. (Online) http://bimbingankonsling.blogspot.co.id/2009/12/teori-konseling-eklektik.html diakses pada 21 Febuari 2017
Anonim, Manfaat Mempelajari Teori Kepribadian. (Online) https://jusmansantung13.wordpress.com/2014/12/19/manfaat-kempelajari-teori-teori-mepribadian diakses pada 21 Febuari 2017
Anonym, Artikel I (online) staff.uny.ac.id diakses pada 22 Febuari 2017.
Nanang Erna, Individual or Adlerian Physchology. (online) staff.uny.ac.id diakses pada 22 Febuari 2017.
Sigit, Sanyata. 2012.  Jurnal Paradigma, No. 14 Th. VII, Juli 2012
Sunardi, 2008. TEORI KONSELING,  PLB FIP UPI, 2008 (Online) File.upi.edu. diakses pada 22 Febuari 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar